Selasa, 14 Juli 2020

Tergantikannya Pekerjaan Manusia oleh Mesin di Masa Depan

    Pada saat ini kita sering mendengar isu bahwa di masa depan nanti, pekerjaan manusia akan tergantikan oleh mesin. Tanpa kita sadari, hal tersebut bahkan sudah ada di depan kita yaitu Smartphone. Smartphone sudah menggantikan banyak pekerjaan manusia salah satunya yaitu layanan kantor pos. Dahulu ketika kita ingin berkomunikasi dengan orang yang berada jauh dari kita, kita harus menulis surat dan memberikannya ke kantor pos agar dikirimkan kepada orang tersebut dengan waktu yang cukup lama. Namun kini dengan adanya smartphone, kita dapat mengirim banyak pesan dengan waktu yang singkat kepada seseorang dimanapun mereka berada. Contoh lainnya selain smartphone yaitu mesin cuci, mesin sapu otomatis, car wash otomatis, dan masih banyak lagi seperti yang ada di beberapa pabrik masa kini. Di satu sisi mungkin mesin-mesin tersebut diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun di sisi lain hal ini memiliki dampak negatif yaitu mengurangi lapangan pekerjaan. Tak jarang kita berpikir, apakah kita dapat bertahan dan beradaptasi dengan semakin kecilnya lapangan pekerjaan di masa depan dikarenakan oleh terciptanya mesin-mesin canggih?

    Teknologi akan terus berkembang hingga masa depan nanti dan kita harus siap untuk menghadapinya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Bagaimana cara kita menghadapi dampak negatif perkembangan teknologi seperti tergantikannya pekerjaan manusia oleh mesin? Pertama-tama kita harus menganalisis terlebih dahulu isu tersebut dengan suatu konsep bernama VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). VUCA mendeskripsikan sifat tantangan masa depan dan sifat perubahan yang sedang dan akan dihadapi di dunia. Volatility mendeskripsikan sebuah tantangan baru yang sulit diprediksi. Uncertainty mendeskripsikan ketidakpastian atau ketidakmampuan kita untuk memprediksi masa depan. Complexibility mendeskripsikan keterhubungan antara suatu komponen dalam suatu sistem. Ambiguity mendeskripsikan ketidakjelasan hubungan sebab akibat dari suatu masalah. Menurut pandangan Saya, tergantikannya pekerjaan manusia oleh mesin merupakan masalah yang bersifat Complexibility karena masalah ini mungkin memiliki keterkaitan satu sama lain yang cukup kompleks. Namun ia sudah pasti akan kita hadapi dan bahkan sedang kita hadapi saat ini. Selain itu masalah ini juga sudah jelas penyebabnya yaitu perkembangan teknologi serta akibatnya adalah berkurangnya beberapa lapangan pekerjaan.

    Agar kita dapat menghadapi permasalahan tersebut, kita membutuhkan kemampuan untuk berubah dari kebiasaan masa lalu dan merespon masa depan. Salah satunya caranya yaitu menggunakan Alpine Style Model yang berasal dari buku yang ditulis oleh Patrick Hollingworth. Dalam bukunya, terdapat tiga ‘wawasan’ yang perlu kita ketahui tentang diri sendiri agar tantangan masa depan dapat kita hadapi yaitu skills, insights, dan traits. Pertama yaitu Skill yang merupakan keterampilan untuk menghadapi masa depan. Poin ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu sensemaking, decision making, dan getting critical. Dalam Sensemaking, kita harus menyusun hal yang tidak diketahui menjadi sesuatu yang lebih dikenal. Artinya, kita harus banyak mencari tau dan berdiskusi seputar permasalahan tergantinya pekerjaan manusia oleh mesin agar masalah tersebut dapat lebih dipahami oleh kita. Decision Making yaitu kita harus dapat mengambil keputusan karena permasalahan ini pada akhirnya membuat kita untuk memilih pilihan yang akan mempengaruhi kehidupan kita kedepannya. Getting Critical yaitu kita harus kritis terhadap apa yang terjadi seperti memikirkan permasalahan bahwa di masa depan pekerjaan manusia akan tergantikan oleh mesin. Kedua yaitu Insight yang merupakan pengetahuan yang harus kita miliki untuk menghadapi permasalahan di masa depan. Poin ini terbagi menjadi tiga yaitu strength, weakness, dan risk-attitude. Strength dan Weakness artinya kita harus mengetahui kekuatan dan kelemahan yang kita miliki. Risk-attitude yaitu kita harus memahami risiko yang akan kita dapat dalam berbuat sesuatu agar kita dapat lebih mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Ketiga yaitu Traits yang merupakan sifat yang harus kita miliki untuk menghadapi permasalahan di masa depan. Poin ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu growth-mindset, always be learning, dan anti-alpha. Growth-Mindset yaitu memiliki pola pikir yang selalu berkembang dan terbuka terhadap suatu perubahan seperti contohnya dalam kasus ini yaitu memahami bahwa permasalahan ini bukan untuk dihindari atau ditakuti, namun untuk dihadapi. Always be Learning yaitu selalu belajar seperti contohnya dalam kasus ini yaitu belajar menambah kemampuan baru yang mungkin mesin tidak dapat menggantikan kemampuan tersebut. Anti-alpha yaitu bekerja sama dan berinteraksi dengan yang lainnya karena dengan adanya koneksi, kita dapat bertukar pendapat dan menambah banyak wawasan dari sudut pandang yang berbeda serta membuat kita tidak menjadi ‘alpha’ atau ‘pakar’ sendiri.

Meski mungkin beberapa dari kita masih mempercayai bahwa pekerjaan manusia tidak akan tergantikan oleh mesin, namun buktinya mesin memiliki kekonsistenan dalam bekerja yang membuat mesin cenderung lebih unggul dari manusia. Bahkan saat ini sekalipun, kita sedang menghadapi masa dimana mesin sudah mulai mengurangi atau mungkin menghapus beberapa lapangan pekerjaan. Pada akhirnya dalam menghadapi permasalahan ini, kita semua harus menjadi insan akademis yang selalu mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan di masa depan nanti.


#TantanganMasaDepan #DuniaVUCA #OSKMITB2020 #TerangKembali